Pada tanggal 20 Januari 2025, Uya Kuya, anggota DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), menjadi sorotan publik setelah ia ditegur oleh seorang warga yang merupakan korban kebakaran di Los Angeles. Teguran tersebut terjadi saat Uya merekam video di lokasi kebakaran untuk konten media sosialnya. Dalam sidang pers yang diadakan setelah insiden tersebut, PAN memberikan klarifikasi dan membela tindakan Uya, menyatakan bahwa tidak ada pelanggaran aturan yang dilakukan.

Teguran tersebut muncul ketika Uya Kuya mengambil gambar di depan rumah yang terbakar, di mana seorang warga menilai tindakan tersebut tidak etis dan mengganggu privasi mereka. Uya Kuya, dalam klarifikasinya, menjelaskan bahwa ia berada di lokasi tersebut atas permintaan salah satu media di Indonesia untuk memberikan informasi tentang kondisi pasca-kebakaran. Ia juga menegaskan bahwa banyak orang lain yang melakukan hal serupa di area publik tersebut.

Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi, menanggapi situasi ini dengan menyatakan bahwa tindakan Uya Kuya tidak melanggar hukum. “Mas Uya Kuya telah melakukan klarifikasi soal itu. Sebelum mengambil video, posisinya di area publik, tidak masuk pekarangan rumah, dan telah berkoordinasi dengan aparat keamanan setempat. Jadi, tidak ada peraturan yang dilanggar,” ungkap Viva dalam pernyataannya kepada media.

Viva juga menekankan bahwa konten yang diambil Uya Kuya memiliki nilai edukasi bagi masyarakat. Dalam era di mana informasi sering kali dipengaruhi oleh teknologi dan kecerdasan buatan (AI), Uya berusaha memberikan informasi yang akurat dan sesuai dengan realitas. “Mengambil gambar atau video atas peristiwa apa pun, asalkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk kepentingan agar publik mendapatkan informasi yang benar, valid, dan akurat, itu justru ada nilai edukasinya,” lanjutnya.

Uya Kuya menambahkan bahwa ia tidak sendirian dalam merekam video tersebut, melainkan bersama puluhan orang lainnya yang juga mengambil gambar di lokasi kebakaran. “Kita bersama puluhan orang lainnya juga mengambil video di jalan sana, dipersilahkan mengambil gambar selama itu di public space, pinggir jalan dan tidak masuk properti orang,” katanya.

Reaksi dari masyarakat terhadap insiden ini menunjukkan bahwa ada batasan yang harus dihormati dalam konteks privasi dan rasa empati terhadap korban. Meskipun Uya Kuya berusaha memberikan informasi yang akurat, tindakan merekam di lokasi sensitif seperti kebakaran tetap memerlukan pertimbangan etis yang mendalam.

Dengan demikian, meskipun PAN membela tindakan Uya Kuya, penting bagi semua pihak untuk tetap memperhatikan etika dan norma yang berlaku dalam setiap tindakan, terutama ketika berhadapan dengan situasi yang melibatkan penderitaan orang lain. Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi para pembuat konten dan jurnalis untuk selalu mengedepankan rasa empati dan tanggung jawab dalam setiap karya yang dihasilkan.